Semarang, 26 June 2025 — After nine weeks of community service in various locations, hundreds of students from Universitas Diponegoro (UNDIP) who participated in the 2025 Thematic Community Service Program (KKN-T) focused on the Sustainable Development Goals (SDGs) have officially returned to campus. The closing ceremony was held on Thursday morning, June 26, 2025, at the Integrated Laboratory Unit (UPT Lab Terpadu) UNDIP in Tembalang — the same venue where the program was launched in early May.
Kegiatan penarikan dimulai sejak pukul 07.00 WIB, diawali dengan registrasi dan pembagian konsumsi kepada seluruh peserta. Mahasiswa kemudian diarahkan untuk berbaris berdasarkan kelompok masing-masing di halaman depan UPT Lab Terpadu. Acara ini turut dihadiri oleh Ketua SDGs Center UNDIP, Prof. Dr. Denny Nugroho Sugianto, S.T., M.Si., serta perwakilan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM UNDIP), Prof. dr. Achmad Zulfa Juniarto, M.Si.Med., MMR., Sp.And., Ph.D., yang hadir mewakili Ketua LPPM. Seluruh dosen pembimbing lapangan juga hadir untuk menyambut para mahasiswa yang telah menyelesaikan masa pengabdian mereka.

KKN-T SDGs 2025 UNDIP menjadi sarana nyata bagi lebih dari 300 mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di kampus dalam menyelesaikan persoalan riil di masyarakat. Dengan mengusung lima program unggulan yang mencakup isu lingkungan, sosial, pangan, dan pemberdayaan ekonomi, mahasiswa terlibat aktif dalam membangun solusi lokal berbasis Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Beberapa program strategis yang dijalankan selama KKN antara lain pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dalam pembibitan mangrove untuk rehabilitasi pesisir, pengembangan kantin sehat di lingkungan kampus, pengolahan limbah perikanan, pemberdayaan koperasi bahari di Kecamatan Bonang, hingga penguatan edukasi pengolahan sampah berbasis komunitas di TPST UNDIP.
Dengan berakhirnya KKN-T ini, para mahasiswa diharapkan dapat membawa kembali nilai-nilai kolaborasi, empati sosial, dan semangat keberlanjutan ke dalam aktivitas akademik maupun karier profesional mereka ke depan. Kegiatan penarikan ini menjadi penanda bahwa proses pembelajaran tak hanya selesai di lapangan, namun justru akan terus bergulir dalam bentuk kontribusi jangka panjang bagi masyarakat dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
