Semarang, Jawa Tengah – Tanoto Scholars Association (TSA) UNDIP, bekerja sama dengan SDGs Center UNDIP, mengadakan acara diskusi bertajuk BINTANG (Bincang Inspiratif tentang SDGs) untuk mempromosikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di lingkungan kampus. Acara ini akan diselenggarakan setiap quartal (setiap tiga bulan sekali) sepanjang tahun 2024, dengan fokus pada empat pilar SDGs.

Pada 31 Maret 2024, BINTANG quartal pertama ditayangkan di saluran YouTube TSA UNDIP. Diskusi perdana ini mengangkat tema “Unlocking Indonesia’s Potential: Non-Formal Education for a Brighter Future,” yang berfokus pada SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDGs 17 (Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan). Narasumber dalam acara ini adalah Bapak Rukuh Setiadi, ST, MEM, Ph.D., Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, dan Kak Khansa Allya, Pendiri Komunitas Belajar Bestari. Acara ini dipandu oleh Zulfa Milati.

Indonesia memiliki visi untuk menjadi negara maju, sejahtera, dan berdaya saing pada tahun 2045, yang dikenal sebagai Indonesia Emas. Untuk mencapai visi tersebut, pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan merata bagi seluruh masyarakat merupakan faktor kunci. Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang kesulitan mengakses pendidikan formal yang terstruktur dan berjenjang.

Menurut data BPS tahun 2023, sekitar 4,7 juta anak usia 0-6 tahun tidak mengikuti pendidikan formal. Selain itu, terdapat pula masyarakat yang membutuhkan pendidikan yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti masyarakat di daerah terpencil, miskin, atau berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, pendidikan non formal menjadi alternatif penting yang dapat memberikan kesempatan belajar lebih luas dan inklusif kepada masyarakat.

Pendidikan non formal, meskipun diselenggarakan di luar sistem pendidikan formal, tetap direncanakan secara matang dan berorientasi pada pembelajaran yang khusus. Menurut Bapak Rukuh Setiadi, pendidikan non formal memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam mengembangkan keterampilan praktis melalui pengalaman langsung yang meningkatkan kemampuan kritis.

Sebagai pendiri Komunitas Belajar Bestari, Kak Khansa Allya menambahkan bahwa pendidikan non formal berfungsi sebagai pelengkap pendidikan formal dan mendukung pengembangan diri. Selain fleksibel, kegiatan belajar yang menyenangkan di dalamnya dapat membantu menyeimbangkan kecerdasan intelektual dan emosional.

Namun, pendidikan non formal tidak dapat berjalan sendiri. Dibutuhkan kemitraan antara berbagai pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat sipil, untuk mendukung dan memfasilitasi pendidikan ini. Oleh karena itu, pembentukan kemitraan strategis sangat penting agar pendidikan non formal dapat berkembang dan memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat.

TAUTAN YOUTUBE: BINTANG: Unlocking Indonesia’s Potential: Non-Formal Education for a Brighter Future

id_IDIndonesian