Semarang, 10 Juni 2025 — Kompas TV melalui program SAPA Jateng yang dipandu oleh Farida Amaliya menghadirkan wawancara eksklusif bersama Prof. Dr. Denny Nugroho Sugianto, S.T., M.Si., Ketua SDGs Center UNDIP, untuk membahas intensitas banjir rob di Demak dan solusi inovatif melalui pembangunan Hybrid Sea Wall. Wawancara ini terbagi dalam tiga segmen utama yang masing-masing menyoroti akar persoalan, strategi solusi, dan harapan masa depan.

Dalam segmen pertama, Prof. Denny mengungkapkan bahwa rob di wilayah Demak mengalami eskalasi signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Universitas Diponegoro pada tahun 2014, rob telah merendam sekitar 2.000 hektare kawasan pesisir. Namun hanya dalam waktu kurang dari satu dekade, tepatnya hingga 2023-2024, luas terdampak meningkat hampir empat kali lipat menjadi sekitar 8.000 hektare. “Ini adalah bencana yang pelan namun pasti. Rob terjadi hampir setiap hari—tidak lagi hanya beberapa kali dalam sebulan,” jelasnya.

Pada segmen kedua, Prof. Denny menjelaskan konsep Hybrid Sea Wall sebagai pendekatan strategis untuk menangani rob secara terintegrasi. Berbeda dengan pendekatan Giant Sea Wall yang hanya mengandalkan struktur keras, Giant Sea Wall memadukan antara perlindungan fisik (hard structure) dengan pendekatan ekologis (soft structure), seperti rehabilitasi mangrove dan revitalisasi tambak. “Hybrid Sea Wall ini akan menjadi bentuk perlindungan sekaligus pemulihan fungsi ekosistem pesisir,” ujarnya. Rencana pembangunan akan dilakukan secara bertahap, dimulai pada Oktober 2025, dengan target jangka panjang hingga ke perbatasan Kabupaten Jepara.

Penutupan wawancara ditandai dengan harapan besar atas keberhasilan proyek ini sebagai pilot project penanggulangan rob di Jawa Tengah. Menurut Prof. Denny, jika proyek ini berhasil, maka pendekatan yang sama berpotensi diadopsi secara nasional sebagai blue print penanganan kerusakan pesisir. “Rob di Pantura bukan hanya ancaman lingkungan, tapi juga berdampak pada ekonomi dan sosial masyarakat,” tegasnya.

Sebagai pesan kepada masyarakat, Prof. Denny menekankan bahwa kolaborasi menjadi kunci. “Undip berperan melalui ilmu dan teknologi, pemerintah dan pemangku kepentingan berkontribusi melalui kebijakan dan pendanaan, sementara masyarakat perlu membangun kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem dan pola hidup yang ramah lingkungan. Dengan begitu, empat pilar pembangunan—sosial, ekonomi, lingkungan, dan tata kelola—dapat berjalan harmonis.”

Hybrid Sea Wall tak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga simbol gotong royong lintas sektor untuk keberlanjutan masa depan.

en_USEnglish